Nahidh Izzati

Follow|Home
Sabtu, 01 Juli 2017 | 20.02 | 0 comments

"Tolong donk carikan aku sahabat pena," atau "Jika ada yang ingin bersapen denganku, bisa kirimkan surat ke...." Itulah yang aku baca di sebuah majalah anak. Ada rasa heran dalam benaku Apa sih, asiknya bersapen? Mengapa ada yang ingin mempunyai sahabat pena?

Pernah pula aku baca dalam sebuah tulisan yang membahas tentang sahabat pena, "Sudah jarang yang ingin bersapen karena majunya tekhnologi. Anak anak sekarang tidak bisa lagi merasakan bagaimana asyiknya menunggu tukang pos dan membalas surat surat yang datang," Kira kira begitu isi kalimatnya. Sejenak aku mulai merenung, bagaimana kemajuan teknologi kadang tidak berakibat positif bagi kita semua, ada sedikit keinginan untuk bersapen. Namun pada akhirnya kubuang jauh jauh pikiran itu, peduli amat!

Sampai akhirnya aku menemukan sebuah blog, dimana banyak berisi tentang sapen dan surat surat dari sapenya itu. Kubaca hampir semua isi blognya. Dan tidak hanya disitu, aku juga searching lebih dalam tentang sahabat pena. Tiba tiba terbersit keinginan untuk memulai bersapen. 

Meski awalnya aku bingung, bagaimana cara mendapatkan sahabat pena? Dalam kebingungan itu aku tak hanya tinggal diam. Aku bongkar semua majalah majalah yang aku punya. Aku cari orang orang yang meminta bersapen. Kemudian aku mengambil pena dan sebuah kertas bergambar. kutuliskan surat yang isinya asal, karena aku tidak tahu bagaimana memulainya. Tentu saja hasil awalnya sangat absurd. Ketika sekarang aku membayangkan tulisan awalku ketika memulai bersapen, aku sungguh bisa tertawa! Memalukan! Namun tak apa, karena surat pertamaku itulah yang membuatku bisa sejauh ini ber-sahabat pena. Dari surat pertamaku itulah aku belajar sedikit demi sedikit bagaiman membut surat yang lebih baik.

Terkadang aku pun harus bertanya bagaimana dan bagaimana. Terkadang pula aku harus menerima kritik dan saran yang membuatku terus berjuang lebih baik. Meski memalukan rasanya saat menerima kritik dan saran itu. Tentu saja aku belum bisa bersapen dengan baik, karena aku masih dalam kategori 'amatir'. Hingga saat ini, bersapen masuk ke dalam hobiku dan aku masih meneruskanya. 

Dan kalimat "Sudah jarang yang ingin bersapen karena majunya tekhnologi. Anak anak sekarang tidak bisa lagi merasakan bagaimana asyiknya menunggu tukang pos dan membalas surat surat yang datang," tidak terbukti. Akhirnya aku bisa merasakan bagaimana bahagianya jika ada surat balasan, merasakan bagaimana senangnya menulis surat dengan pena, dan mersakan riangnya ketika bisa mengumpulkan banyak kartu pos dan perangko.

Label: , , , ,



0 Komentar available :

Posting Komentar